MAKAN KHAS KARO & OBJEK WISATA KARO
Suku Karo adalah salah satu suku bangsa yang berasal dari daerah dataran tinggi di Sumatra Utara, Indonesia. Mereka termasuk dalam kelompok suku Batak, meskipun memiliki perbedaan budaya dan bahasa yang khas. Suku Karo mendiami wilayah Kabupaten Karo dan sekitarnya, seperti kota Medan, Langkat, dan Deli Serdang. Bahasa yang digunakan oleh suku Karo disebut bahasa Karo, yang termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Suku Karo memiliki tradisi adat yang kuat, dan mereka dikenal dengan rumah adat yang disebut rumah adat Karo atau rumah adat Bumi Rakyat. Dalam kehidupan sosial mereka, adat istiadat sangat dihormati, dan pernikahan serta upacara-upacara lainnya memiliki tata cara dan ritual tertentu.
Maka dari itu, Suku Karo tentu memiliki banyak sekali makanan khas yang ada pada daerahnya . Wisatawan harus mengetahui dan mencicipi makanan tersebut karena terkenal dengan yang dominan akan rempah yang sedap. Tidak hanya itu, di daerah Karo juga memiliki banyak destinasi wisata yang menarik. Yuk kita cari tau!
MAKANAN KHAS KARO
1. BPK (Babi Panggang Karo)
Babi panggang karo adalah salah satu hidangan khas yang berasal dari suku Karo, yang merupakan daerah saya, yang terletak padawilayah Sumatera Utara. Namun hidangan yang sedap ini non halal. Hidangan ini berupa daging babi yang dipanggang dengan bumbu-bumbu khas, biasanya menggunakan bumbu rempah seperti bawang putih, jeruk nipis , merica, kecap ataupun gula merah dan bumbu lainnya di marinasi hingga meresap.
Babi panggang karo sering kali disajikan dalam acara adat atau perayaan tertentu, dan pada saat sekarang ini BPK banyak dijual oleh penduduk Karo karena memiliki cita rasa yang kaya dan gurih. Daging babi yang dipanggang ini biasanya dimasak hingga garing di luar, namun tetap empuk dan juicy di bagian dalam. Selain itu, hidangan ini sering disajikan dengan nasi, sayur, atau sambal khas yang melengkapi rasa babi panggang tersebut.
2. CIPERA
Cipera adalah salah satu hidangan khas suku Karo dari Sumatera Utara yang memiliki cita rasa unik dan kaya rempah. Makanan ini berbahan dasar ayam yang dimasak dengan kuah kental yang terbuat dari tepung jagung (tepung jagung tradisional disebut ''cipera'', yang juga menjadi asal nama hidangan ini). Proses memasaknya melibatkan penggunaan bumbu khas seperti cabai, bawang merah, bawang putih, serai, daun jeruk, asam cekala, dan rempah lainnya, yang menciptakan rasa gurih, pedas, dan sedikit getir khas masakan Karo.
Cipera biasanya dihidangkan dalam acara adat maupun sebagai sajian sehari-hari. Kuahnya yang kental dengan aroma rempah yang kuat membuatnya sangat cocok disantap bersama nasi hangat. Ayam yang digunakan biasanya dipotong kecil-kecil, sehingga bumbu meresap sempurna ke dalam daging.
Sebagai bagian dari warisan kuliner tradisional, cipera mencerminkan kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat Karo dalam memanfaatkan bahan-bahan lokal. Hidangan ini tetap menjadi favorit masyarakat lokal dan juga menarik perhatian wisatawan yang ingin mencicipi masakan otentik Karo.
3. CIMPA
Cimpa adalah makanan tradisional khas suku Karo di Sumatera Utara yang terbuat dari tepung ketan, parutan kelapa, dan gula merah. Adonan ini dibungkus dengan daun singkut atau daun pisang, lalu dikukus hingga matang, menghasilkan tekstur kenyal dengan rasa manis dan gurih. Hidangan ini tidak hanya menjadi camilan lezat, tetapi juga memiliki makna budaya yang penting, sering disajikan dalam acara adat sebagai simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap leluhur.
Terdapat beberapa variasi cimpa, seperti cimpa unung-unung dengan isian parutan kelapa dan gula merah, serta cimpa tuang-tuang yang lebih sederhana tanpa isian. Proses pembuatannya membutuhkan kesabaran dan ketelitian, terutama dalam membungkus adonan dengan daun pisang yang telah dilayukan untuk memberikan aroma khas. Sebagai bagian dari warisan budaya, cimpa menjadi kebanggaan masyarakat Karo dan salah satu cara untuk melestarikan tradisi serta memperkenalkan kuliner lokal kepada generasi muda maupun wisatawan.
DESTINASI WISATA DI KARO
1. Danau Lau Kawar
Danau lau kawar adalah sebuah danau alami yang terletak di kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Danau ini berada di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, menawarkan udara sejuk dan pemandangan yang memukau. Dikelilingi oleh pegunungan yang hijau dan hutan yang asri, Danau Lau Kawar menyuguhkan keindahan alam yang masih alami dan tenang, jauh dari keramaian kota.
Air danau yang jernih menambah kesan damai tempat ini, menjadikannya spot yang ideal untuk beristirahat, berkemah, atau menikmati kegiatan luar ruangan seperti memancing. Pemandangan Gunung Sinabung yang menjulang di latar belakang memberikan daya tarik tersendiri, meski gunung tersebut merupakan gunung berapi aktif. Meskipun demikian, danau tetap aman untuk dikunjungi selama mengikuti informasi terkait aktivitas vulkanik.
Selain sebagai destinasi wisata alam, Danau Lau Kawar juga sering digunakan untuk berbagai kegiatan fotografi alam karena keindahannya. Pengunjung dapat menikmati trekking di sekitar danau, atau sekadar bersantai di area yang disediakan sambil menikmati keindahan dan ketenangan alam. Dengan suasana yang sejuk dan pemandangan yang luar biasa, Danau Lau Kawar menjadi tempat yang populer bagi para pecinta alam dan wisatawan yang mencari ketenangan serta petualangan alam yang autentik.
Gunung Sibayak adalah gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian sekitar 2.172 meter. Gunung ini populer untuk pendakian karena memiliki jalur yang menarik dan pemandangan kawah yang mengeluarkan asap belerang. Pendakian ke puncak biasanya memakan waktu 2-3 jam, dan di puncak, pengunjung bisa melihat kawah yang indah dan formasi batuan vulkanik.
Di sekitar kaki gunung, ada pemandian air panas alami yang sering dikunjungi wisatawan untuk berendam dan bersantai setelah pendakian. Gunung Sibayak menjadi tempat yang tepat bagi para pecinta alam dan pendaki yang ingin menikmati keindahan alam dan petualangan di gunung berapi.
Komentar
Posting Komentar